Tanggal 12-15 Mei 2014 menjadi salah satu hari yang paling menyenangkan dalam dunia traveling yang sering saya lakukan. Bagaimana tidak, perjalanan yang biasanya saya lakukan di dalam sebuah pulau kecil yang lebih dinela sebagai Pulau Seribu Pura ini, kini mendapatkan kesepatan untuk menyeberang ke pulau lainnya. Bukan sebuah pulau kecil lainnya, melainkan melompati berbagai pulau dan bahkan termasuk ke dalam pulau terbesar di Indonesia. Saya dan teman-teman aktivis lingkungan akan melakukan perjalan 3 hari 4 malam ke Pualau Borneo, tetaptnya ke sebuah pulau kecil tempat singganya Kura-Kura dari seluruh penjuru dunia untuk sekedar bertelur,
Pulau Sangalaki di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
|
Obrolan sebelum berangkat |
Pagi, sekitar jam 9 kita berangkat dari Kampus Udayana Sudirman menuju Bandara Ngurah Ray di Kabupaten Badung. Karena perjalanan yang cukup panjang, yaitu dari Bandara Internasional Ngurah Ray menuju Bandara Internasional Sepinggan di Balikpapan, kita menyempatkan menyeruput sebotol air kehidupan dan sebungkus nasi khas bali, ayam betutu.
|
Jarak Bandara Ngurah Ray dan Sepinggan |
Sekitar jam 11, kita sudah menaiki pesawat Garuda dengan suasana yang sangat nyaman. Perjalanan dari Bandara Ngurah Ray menuju Bandara Sepinggan memakan waktu sekitar 2 jam. Namun demikian, perjalanan yang sangat menyenangkan membaurkan kami dalam kenikmatan liburan. Tidak terasa hamparan laut yang begitu luas sudah menunjukan ujungnya, tampak hamparan luas berwarna hitam kecoklatan berbaur dengan birunya lautan Selat Makasar, kita sudah sampai di Bandara Internasional Sepinggan yang kabarnya baru selesai di perbaiki. Sebuah keberuntungan bisa melihat Bandara seluas dan sabgus ini di Indonesia.
|
Salah satu sudut di Bandara Sepinggan |
Cukup lama kita berada di Bandara ini, bagamana tidak suasana yang begitu nyaman, dengan hiasan dan dekorasi alam dan buatan yang sangat mempesona membuat kita lupa waktu. Tour guide sampai harus kewalahan mengarahkan kami menuju bus untuk perjalanan selanjutnya. Tidak lama, kami sudah melanjutkan perjalanan menuju
Pasar Kebun Sayur. Aneh memang, kenapa ke Kebun Sayur, apa yang mau dicari dari sebuah kebun sayur?
|
Pasar Kebun Sayur, Balikpapan |
Pasr Kebun Sayur, adalah pasar oleh-oleh khas kalimantan.. Di pasar ini dijual berbagai jenis hasil kesenian, hasil tambang (batu permata) dan juga berbagai jenis makanan. Meskipun tidak sebagus pasar seni yang ada di Bali, saya cukup antusias melihat macam-macam produk yang ditawarkan di pasar ini. Bahkan kawan-kawan saya harus memborong berbagai jenis makanan khas kalimantan untuk di bawa pulang ke Bali nantinya. Teman yang lain bahkan begitu antusiasnya memborong berbagai jenis batu permata. Saya sendiri tidak begitu pahan dengan berbagai jenis batu permata, sehingga hanya makanan dan jenis kerajinan yang menjadi daya tarik buat saya. Sekitar 2 jam lamanya kami berkeliling pasar ini, dan sepertinya sudah cukup banyak oleh-oleh yang kita beli untuk di bawa pulang nanti.
Perjalan berlanjut dengan sedikit perkenalan Kota Balikpapan, sebuah kota jasa yang menawarkan kenyamanan bagi para pelancong yang ingin menikmati Kalimantan. Kota Balikpapan bukanlah kota yang kaya. Tidak seperti tempat lainnya di Kalimantan, tidak ada hasil tambang yang bisa dinikmati Kota ini. Itulah kenapa kota ini berubah menjadi Kota Jasa. Sebuah strategi yang luar biasa dapat meningkatkan pendapatan asli daerah tentunya.
Sebelum melanjutkan perjalanan ke hotel, terlebih dahulu kita menikmati hidangan disebuah rumah makan, bukan khas kalimantan memang, karena menu yang dihidangkan adalah menu biasa yang sudah sering kita makan. Tidak ada yang istimewa memang dari makan malam ini. Ditengah asiknya menikmati kudapan malam ini tiba-tiba kita dikagetkan dengan acara kejutan yang diadakan oleh seorang teman kepada seorang dosen. Ternyata hari ini adalah ulang tahunnya Pak Wayan Nuarsa. Sungguh sebuah kade yang istimewa, ditengah menikmati liburan beliu mendapatkan kejutan yang sangat mendadak. Sebuah tiupan lilin mengiringi doa yang dipanjatkan dihari ulang tahun beliu, doa ini berlanjut ke sebuah Pura.
|
Pura Giri Jaya Natha, Balikpapan |
Persembahyangan bersama kami lanjutkan ke Pura Giri Jaya Natha, satu-satunya pura yang ada di Balikpapan. Menurut Jero Mangku pengempon pura tersebut pura ini sudah berdiri sejak tahun 2008. Ini adalah hasil sumbangan dan gotong royong masyarakat hindu yang ada di Balikpapan. Kami merasa sangat senang dan bangga bisa melakukan persembahyangan di Pura ini. Hati, pikiran dan jiwa ini terasa begitu teduh setelah melakukan persembahyangan. Kamipun siap untuk melakukan aktfitas lainnya, yaitu menuju hotel dan beristirahat tentunya.
|
Suasana Kamar Tidur |
Perjalanan akan kami lanjutkan menuju Kabupaten Berau di pagi hari. Sekitar jam 5 pagi kami sudah bangun dan bersiap untuk perjalanan selanjutnya. Jam 6 pagi kami sudah check in di Bandara Internasional Sepinggan dan bersiap melakukan perjalan udara dengan Garuda Indonesia. Sekali lagi sebuah pemandangan menakjubkan kami nikmati selama perjalan satu jam menuju Bandara Kalimarau di Kabupaten Berau. Ada pemandangan unik, dimana sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan hijau tanpa ada satupun perbukitan.
|
Suasana di Landasan Bandara Kalimarau, Berau |
Komentar
Posting Komentar
Silahkab berikan tanggapan anda !