Hari ini
tepat jam 13.25 tanggal 20 april 2013 rasa senang bercampur aduk dengan rasa
lega, karena akhirnya tes TOEFL yang begitu menakutkan akhirnya terlewatkan
dengan sangat memuaskan.
Sepulang dari
kampus UNUD di Jalan Sudirman cuaca begitu luar biasa, jalan-jalan yang masih
basah terlihat lebih gelap dari biasanya, terik panas matahari yang biasanya
begitu menyengat digantikan dengan udara segar dan sedikit hembusan angin yang
menggeliat dengan riangnya, sungguh alam ini biasa membaca isi hatiku…
Sempat
terpikir dalam benakku “Rwa Bineda”, apa itu?
Kenapa aku
tiba-tiba terpikir akan hal semacam itu?
Dalam
konteks hindu, Rwa Bineda adalah keseimbangan hidup. Segala sesuatunya selalu
berdampingan. Adanya “salah” akan selalu didampingi dengan “benar” adanya “cantik”
akan selalu didampingi dengan “jelek” dan seterusnya.
Hal inilah
yang akhirnya ku sedikit mengerutkan kening, apakah akan ada sedikit
kesedihan hari ini yang mendampingi kebahagiaanku yang bisa dibilang cukup luar
biasa? Apakah Tuhan akan begitu teganya merenggut rasa bahagia yang muncul
dalam hatiku? Sudah cukup lama hati ini tidak merasakan kebahagian yang begitu
menggebu.
Apa yang ku
takutkan ternyata sampai dalam bentuk e-mail. Sebuah email masuk dengan nama
pengirim yang sudah tidak asing lagi, seseorang dari masa lalu yang pernah
mengisi ruang hatiku. Entah kenapa, sebelum membaca isi e-mail tersebut, hati
ini sedikit bergetar, memang saat ini dia sedang berada di kota yang sama
dengan ku. Tapi rasanya bukan itu yang membuat hatiku getar. Sedikit ganjil,
jika pesan yang disampaikan dalam surat elektronik itu menggunakan bahasa
inggris, tapi memang seperti itulah faktanya. Sebuah permintaan yang
diungkapkan dalam bahasa inggris.
Sebut saja
namanya Mrs. X adalah seorang anak kualiah yang cerdas berasal dari ujung barat
pulau seberang, satu tahun yang lalu dia kerja praktek di tempat aku bekerja.
Kemudian saat itulah sebuah cinta tumbuh diantara kita, kebahagiaan muncul,
banyak cita dan angan-angan terbentuk, layaknya seperti awan yang berkumpul
membentuk sebuah mosaic yang tidak dapat diartikan, begitu juga dengan hubungan
kita.
Sebagai anak kualiahan yang sedang melakukan kerja praktek tentu dia tidak
bisa berada cukup lama di kotaku ini. Akhirnya perpisahan tidak bisa
dihindarkan, sama seperti awan yang mengumpul, mereka juga bisa terpecah belah
karena hembusan angin. Salam
perpisahan kita ditandai dengan sebuah karya yang dia hadiahkan padaku, sebuah
cerita luar biasa yang aku anggap sebagai cermin kehidupan cinta kita berdua,
sesuatu yang mungkin tidak akan pernah dimengerti oleh orang lain. Tapi apapun
itu, cerita ini adalah kisah yang akan selalu melakat dalam pikiranku, sebuah
jejak cinta yang akan selalu mewarnai hidupku.
“So sorry for sent this message. Can you help
me? The memory storage of my brain is fulfilled. Would you like to delete this
post http://artopraph.blogspot.com/2013/01/meeting-together-and-apart_7.html ? It's not
about copyright, i thought that i didn't mind about it. I think i was wrong and
i want to clean up my memory now. So, if you don't mind, will you delete it?
And the post same like that in your Facebook account too. Thanks for your help”
Begitulah
petikan pesan yang dikirm melaui e-mail. Entah kenapa ada kekecewaan, ada
kesedihan dan segudang perasaan lain yang tidak aku pahami, kita memang sudah
setahun lamanya berpisah, dan beberapa hari yang lalu kita pernah berjumpa di
kantorku. Tapi kenapa dengan begitu tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas aku
diminta menghapus sebuah kenangan yang begitu mengakar diingatanku. Aku memang
tidak berharap kisah ini terluang, tapi dengan memiliki kenangan tersebut aku
sudah merasa sangat bahagia, aku bahagian karena tuhan memberiku kesempatan
untuk merasakan cinta yang selama ini belum pernah aku rasakan. Meskipun ini
sebuah kisah masa lalu, tapi buatku ini sangat layak untuk dikenang sebagai
salah satu memori terindah dalam hidupku.
Inilah saat dimana akhirnya aku mengucapkan
selamat tinggal untuk kedua kalinya. Good bye…
waaaaoooooooo
BalasHapussaya tidak paham maksudnya
Hapus